“Love does not always mean to posses”
Is it so?
Basi... Kalimat ini rasanya hampir selalu terdengar melalui lirik lagu, puisi, atau novel picisan. Paling nggak, kita akan mendengar kalimat ini dari seorang teman yang mencoba menghibur dirinya sendiri ketika cintanya nggak kesampaian atau berantakan di tengah jalan. 
For me, kalimat ini rasanya lebih tepat untuk diartikan sebagai kalimat penghiburan daripada mengartikannya sama dengan arti harfiahnya. Terlalu naif ketika seseorang jatuh cinta tapi dia tidak mengharap untuk memilikinya.
Tapi, bukankah cinta merupakan bentuk pengorbanan tanpa adanya balasan ?
OK. This might be true.
Afterall, we’re just human being. Bukan malaikat. Apa salahnya mempunyai keinginan ?
Ketika kita mencintai seseorang, sangat manusiawi sekali bila kita ingin memilikinya.
Ambil contoh ketika kita melihat suatu barang di toko, kita menyukai dan ingin memilikinya. Tapi kita tidak mempunyai uang yang cukup, maka kita akan berusaha untuk memilikinya, mungkin dengan menabung, mengorbankan keperluan untuk membeli yang lain, mungkin dengan mengurangi jatah uang makan, pokoknya segala macam cara akan ditempuh untuk membeli barang yang kita suka itu.
Seperti itulah cinta, ketika kita menemukan orang yang kita cintai maka kita akan berusaha untuk mendapatkannya, bahkan dengan melakukan hal-hal yang paling memalukan ataupun hal-hal yang diluar batas kewarasan. Bugil in public is not included 
Tapi itulah pengorbanan untuk cinta. And it’s worth.
Pengorbanan adalah usaha untuk mendapatkan cinta. Bukanlah pengorbanan berupa kita tidak mengharapkan balasan.
Ketika kita sudah berusaha tapi ternyata dia lebih memilih yang lain atau ternyata kita tidak cocok dengan dia bukan berarti kesimpulannya adalah cinta tidak harus memiliki, tapi takdir membatasi kita untuk memilikinya
Again, “Cinta tidak harus memiliki” ?
Rasanya seperti mengikuti undian berhadiah saja. Menang syukur, nggak menang juga nggak apa-apa.
Cinta mungkin akan bertepuk sebelah tangan. So, what? Sakit adalah bagian dari hidup. Setiap orang yang pernah merasakan cinta, dan kemudian patah hati, pasti akan bisa jatuh cinta lagi. Setiap orang punya terlalu banyak cinta untuk hanya diberikan pada seseorang yang tidak layak untuk memaknainya.
So, kalimat “cinta tak harus memiliki” mungkin harus direvisi.
“Ada cinta yang tak bisa dimiliki.”
And life must go on ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar